Dari kampus Salemba untuk pulang ke Bogor lewat stasiun Gondangdia pilihan paling gampang adalah naik BMW (pake istilah puspita untuk Bajaj Merah Warnanya).
Menyusuri jalan Kramat Raya yang ga terlalu macet di senja hari sambil liat-liat orang Jakarta yang sibuk (ga pagi, ga siang ga sore sibuk ya…. ) tiba-tiba BMWku nyaris diserempet mobil Xenia. Liat penumpangnya perempuan nyaris memaklumi (bener ga sich eprempuan di jalan lebih sembrono dari laki-laki, wah perlu kajian mendalam nich ech siapa tau bisa jadi thesis hehehe) tapi yang bikin hati mangkel adalah perilaku si pengemudi itu. Di jalan Kramat Raya yang udah raya gitu koq sempet-sempetnya ber-SMS-ria.
Kasian banget tuch ceweq. Otaknya nganggur ga pernah dipakai, atau mungkin otaknya punya dua partisi seperti laptopku ada partisi C untuk system dan partisi D untuk data (partisi C untuk nyupir partisi D untuk sms). Padahal tadi di kampus lagi baca dan diskusi hangat tentang peraturan pak polisi yang akan menilang kalau ada pengendara pake hape
Perilaku yang ga jauh beda dan amat sangat disayangkan kalau lagi jalan di seputar Bara (Babakan raya) dekat kampus IPB Darmaga. Predikat yang disandang sebagai mahasiswa dan kaum intelek tiba-tiba aja ga ada artinya didepanku kalau sampai ada mahasiswa yang ber-SMS sambil naik motor. Pernah saja aku bntak beberapa mahasiswa dengan perilaku demikian tapi mungkin otaknya udah kelelahan dengan tugas berat di kuliah sehingga ga bisa mikir bahayanya.